Menjelang bulan puasa, pemerintah secara resmi menggelar operasi pasar dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) yang berlangsung dari 24 Maret - Akhir Maret 2025. Program ini bertujuan untuk menstabilkan harga bahan pokok melalui kolaborasi antara BUMN dan swasta.
Operasi ini digelar sekitar 4.500 titik kantor PT POS di seluruh Indonesia serta 88 titik unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pertanian. Lokasi UPT tersebar dalam 63 UPT Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 23 UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, serta 2 UPT Direktorat Jenderal Perkebunan. Secara keseluruhan, operasi pasar ini mencakup 514 kabupaten/kota.
“Bapak Mentan tadi sampaikan bahwa perintah bapak presiden untuk menstabilkan dan juga menurunkan harga pangan. Operasi pasarnya nanti bukan hanya di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia,” jelas Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, pada Siaran Pers Rabu (19/2/2025).
Program ini diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di sektor bahan pokok, termasuk kementerian dan lembaga terkait, BUMN pangan, asosiasi, pelaku usaha pangan, serta pemerintah daerah.
BUMN yang berpartisipasi dalam kegiatan ini dapat meliputi Perum Bulog, ID FOOD, serta PT Pos Indonesia yang memiliki jaringan luas di 4.500 kantor di seluruh negeri. Selain itu, pelaksanaan operasi pasar ini juga didukung oleh jaringan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), PT Charoen Pokphand Indonesia, dan PT Japfa Comfeed Indonesia.
Arief menyatakan bahwa operasi pasar pangan murah ini bertujuan untuk memastikan masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, terutama menjelang bulan puasa.
“Komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, telur, daging ayam, daging sapi, serta aneka sayur dan buah akan tersedia dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasar,” kata Arief.
Sebaran Kuantitas Stok Bahan Pokok GPM Ramadhan 2025
Pemerintah telah menetapkan target distribusi bahan pokok strategis dalam GPM Ramadan tahun ini. Minyak goreng MinyaKita akan disalurkan sebanyak 70 ribu kiloliter, dengan rincian 50 ribu kiloliter dari Bulog dan 20 ribu ton dari ID FOOD. Kemudian, gula konsumsi totalnya 50 ribu ton akan didistribusikan yang terdiri dari 43 ribu ton oleh PTPN dan 7 ribu tpm oleh ID FOOD.
Sementara itu, bawang putih akan didistribusikan sebanyak 20 ribu ton melalui 21 pelaku usaha. Daging kerbau beku dialokasikan sebanyak 19 ribu ton, dengan stok 10 ribu ton dari PT Berdikari dan 9 ribu ton dari PT PPI. Terakhir, Bulog akan menyalurkan beras sebanyak 100 ribu ton ke seluruh Indonesia. Secara keseluruhan, total target distribusi mencapai 189 ribu ton untuk gula, bawang putih, daging kerbau beku, dan beras, serta MinyaKita dengan sebesar 70 ribu kiloliter.
Selain lima komoditas utama di atas, Arief menegaskan bahwa operasi pasar pangan murah juga akan menyediakan berbagai jenis pangan lainnya. Ketersediaan dan kestabilan harga dengan mendekatkan pasokan langsung ke masyarakat sebagai konsumen.
Selain itu, Bapanas berupaya agar harga pangan dalam operasi pasar ini berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen. Harapannya bisa terwujud dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan asosiasi pangan.
Dalam konferensi pers, Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan Ad Interim, Andi Amran Sulaiman, menegaskan agar tidak ada pihak yang menjual pangan pokok strategis di atas HET. Hal ini menjadi sebuah langkah tegas pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri. ‘
Berdasarkan data BPS, tren inflasi pangan tahunan cenderung meningkat saat Ramadan dan Idulfitri. Pada Maret 2023, inflasi pangan tercatat sebesar 5,83%, lalu turun menjadi 3,74% pada April 2023. Sementara itu, pada Maret dan April 2024, inflasi pangan meningkat signifikan masing-masing mencapai 10,33% dan 9,63%.
Memasuki tahun 2025, inflasi pangan menunjukkan awal yang positif dengan angka 3,07% pada Januari. Angka ini masih tergolong dalam rentang target inflasi komponen volatile food yang ditetapkan, yaitu 3%-5%. Oleh karena itu, pemerintah optimis bahwa inflasi pangan dapat tetap terkendali melalui pelaksanaan GPM Ramadan yang digelar secara masif mulai pekan depan.
Baca Juga: Mengapa Harga Bahan Pangan Pokok Selalu Naik Jelang Ramadhan?
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Muhammad Sholeh