Dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 pada Minggu (17/11/2024), calon gubernur nomor urut 2, Dharma Pongrekun, menyampaikan pernyataan seputar kualitas dokter di Indonesia. Ia mengklaim bahwa dokter Indonesia lebih mahir dibandingkan dokter asing.
"Dokter kita banyak yang lebih jago dari asing, tinggal pemerataan pengalaman dan kompak. Masa kita percayakan kepada dokter asing? Dokter asing hanya boleh mengajar, tidak boleh praktik. Stop impor dokter asing," tutur Dharma dalam debat tersebut.
Pernyataan ini memunculkan pertanyaan: bagaimana posisi dokter Indonesia jika dibandingkan dengan dokter dari negara lain berdasarkan peringkat global?
10 Negara yang Memiliki Dokter Terbaik
Beberapa laporan internasional memberikan gambaran tentang negara-negara dengan dokter terbaik. Menurut BScholarly (2024), 10 negara teratas dengan dokter terbaik adalah sebagai berikut:
- Amerika Serikat
- India
- Britania Raya
- Jerman
- Prancis
- Swiss
- Kanada
- Italia
- Australia
- Austria
Sementara itu, laporan dari Yahoo Finance (2023) menyebutkan negara-negara seperti Amerika Serikat, Swiss, dan Kanada berada di peringkat teratas. Indonesia, sayangnya, tidak masuk ke dalam daftar 10 besar ini.
Baca Juga: Negara dengan Rasio Dokter Tertinggi di Dunia 2023
Narasi Berbeda di Tiap Negara
Data juga menunjukkan bahwa negara-negara tertentu unggul di bidang spesifik. Sebagai contoh, Korea Selatan dikenal karena keunggulan dalam operasi plastik, sementara Amerika Serikat terkenal dalam menangani penyakit langka dan kondisi kompleks.
Namun, meskipun dokter di Amerika Serikat dianggap unggul dalam berbagai prosedur medis, negara tersebut tetap memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dokter tidak hanya dipengaruhi oleh keahlian individu, tetapi juga oleh sistem kesehatan di negara tersebut.
Apa yang Membuat Dokter Baik?
Terdapat beberapa indikator utama dalam mengukur baik atau tidaknya kualitas dokter di suatu negara, yang meliputi:
- Tingkat Keberhasilan Prosedur Medis: Negara-negara maju dengan akses ke teknologi medis canggih cenderung memiliki dokter yang lebih sukses dalam prosedur kompleks.
- Angka Komplikasi Rendah: Dokter yang bekerja dalam sistem kesehatan dengan dukungan alat modern dan akses ke obat-obatan berkualitas lebih mampu mencegah komplikasi.
- Dukungan Keperawatan: Dokter yang didukung oleh tenaga medis tambahan, seperti perawat profesional, memiliki peluang lebih besar untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi.
Selain itu, pendidikan dan pelatihan medis juga memainkan peran besar. Negara-negara dengan universitas kedokteran terbaik, seperti Harvard di Amerika Serikat dan Cambridge di Inggris, secara konsisten menghasilkan dokter berkualitas tinggi.
Bagaimana dengan Dokter di Indonesia?
Indonesia memiliki banyak dokter berbakat dan berdedikasi, terutama yang membuka praktik di rumah sakit besar dan universitas ternama. Namun, tantangan utama adalah pemerataan kualitas dokter ke seluruh pelosok negeri. Banyak daerah terpencil di Indonesia yang masih kekurangan akses ke dokter spesialis atau fasilitas medis yang memadai. Dengan keterbatasan teknologi medis dan infrastruktur, dokter-dokter ini sering kali menghadapi kendala besar dalam memberikan perawatan terbaik.
Dharma, dalam pernyataannya, menyoroti potensi dokter Indonesia tetapi juga menyiratkan ketidakpercayaan terhadap tenaga medis asing. Pandangan ini bisa jadi refleksi dari kekhawatiran akan sistem kesehatan Indonesia. Namun, secara global, klaim bahwa dokter Indonesia lebih unggul dibandingkan dokter asing tidak sepenuhnya didukung oleh data.
Baca Juga: Bakal Penuhi Standar WHO, Jumlah Dokter di Indonesia Masih Tidak Merata
Krisis Dokter di Indonesia
Dari tahun ke tahun, salah satu tantangan utama dalam sistem kesehatan Indonesia adalah krisis dokter yang tidak merata. Pada 2017, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Our World in Data, rata-rata rasio dokter global per 1.000 penduduk adalah 1,75. Ini berarti terdapat 175 dokter per 100.000 penduduk.
Namun saat ini, jumlah dokter di Indonesia (dokter umum dan spesialis) hanya mencapai 202.967 orang, dengan total populasi 281.603.779 pada tahun 2024. Rasio existing dokter di Indonesia adalah 0,72 per 1.000 penduduk, jauh di bawah standar WHO, yang menetapkan rasio minimal 1 dokter per 1.000 penduduk. Untuk mencapai standar tersebut, Indonesia masih membutuhkan tambahan sekitar 78.663 dokter.
Pada tahun 2019, rasio dokter di Indonesia bahkan jauh lebih rendah, hanya 0,47 per 1.000 penduduk atau 47 dokter per 100.000 penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal jumlah tenaga medis dibandingkan dengan standar global. Kekurangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti minimnya sistem pendidikan kedokteran yang memadai, distribusi dokter yang tidak merata, dan tantangan dalam menarik tenaga medis untuk bekerja di daerah terpencil.
Rasio dokter yang rendah ini memengaruhi kemampuan Indonesia untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas tinggi secara merata. Masalah ini tidak hanya menjadi tantangan bagi pasien, tetapi juga bagi dokter, yang sering kali harus menangani beban kerja yang sangat tinggi.
Baca Juga: Indonesia Jadi Negara dengan Rasio Dokter Terendah di Dunia
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor