Melihat Aktivitas Gunung Slamet Beberapa Tahun Terakhir, Pernah Berstatus Waspada pada 2019

Peningkatan status Gunung Slamet sebelumnya juga pernah terjadi di tahun 2019.

Melihat Aktivitas Gunung Slamet Beberapa Tahun Terakhir, Pernah Berstatus Waspada pada 2019 Pemandangan Gunung Slamet/GNFI

Masyarakat dihebohkan dengan kondisi Gunung Slamet yang mengalami kenaikan status. Gunung yang berada di lima kabupaten di Jawa Tengah: Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga mengalami kenaikan status dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada). Kenaikan status ini ditetapkan pada 19 Oktober 2023.

"Berdasarkan surat dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan Nomor 458.Lap/GL.03/BGV/2023 tertanggal 19 Oktober 2023, status Gunung Slamet ditingkatkan dari Level I atau Normal menjadi Level II atau Waspada sejak pukul 08.00 WIB tadi," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho, Kamis (19/10/2023), dikutip dari Tirto.id.

Perubahan status ini didasarkan pada aktivitas Gunung Slamet yang terjadi sejak awal Oktober. Dalam kurun waktu 1-18 Oktober, aktivitas gempa yang terekam adalah 2.096 kali gempa hembusan, 3 kali gempa tremor harmonik, 2 kali gempa vulkanik dalam, 12 kali gempa tektonik lokal, 7 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.2 – 6 mm.

Untuk itu, Petugas Pos Pengamatan Gunung Slamet, Gambuhan, Pemalang, Muhamad Rusdi mengimbau para pengunjung agar menjauh dari kawah minimal 2 kilometer.

"Dalam tingkat aktivitas Level II atau Waspada, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak," imbau Rusdi, dikutip dari Detik.

Peningkatan Status menjadi Waspada di Tahun 2019

Peningkatan status Gunung Slamet dari Normal menjadi Waspada sebelumnya juga pernah terjadi pada 2019. Tercatat, sebanyak 51.511 gempa embusan terekam dalam jangka waktu Juni hingga 8 Agustus 2019. Gunung yang mengalami perubahan status pada 9 Agustus 2019 itu bahkan masih menunjukkan aktivitas hingga November 2019. Meski demikian, gunung tersebut akhirnya kembali ke level I, dan kembali mengalami peningkatan status menjadi waspada di tahun 2023.

Sebagaimana dilansir dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Api Slamet adalah gunung api jenis strato yang berbentuk kerucut dengan tinggi puncak 3432 mdpl. Dengan demikian, Gunung Slamet menjadi gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa, setalah Gunung Semeru dengan tinggi puncak 3676 mdpl. Selain itu, Gunung Slamet juga tergolong ke dalam 10 gunung tertinggi di Indonesia.

Erupsi Terakhir Tahun 2014, Kawah Gunung Slamet Tampung Material Hasil Letusan

Berdasarkan data dari Kementerian Sumber Daya Energi dan Mineral, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet terakhir terjadi pada Maret hingga Agustus 2014. Letusan tersebut berjenis strombolian sehingga erupsi yang terjadi cukup lama. Erupsi ini yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah.

Dalam letusan tersebut, lontaran material pijar hanya terjadi di kawasan puncak dengan radius sekitar dua kilometer. Material yang dimuntahkan perut Gunung Slamet itu tak sampai mengenai kawasan hutan sehingga tidak ada kerugian yang dilaporkan, kecuali terjadi hujan abu tipis di beberapa wilayah sekitar Gunung Slamet. Hal ini disebabkan kawah Gunung Slamet dengan luas sekitar 12 hektare masih mampu untuk menampung material hasil letusan.

Erupsi 2009, 75 Orang Lakukan Rawan Jalan: 65 Persennya Terkena ISPA

Gunung Slamet juga tercatat mengalami erupsi pada 23 April 2009. Ir Junaedi yang saat itu menjadi Kepala Bidang Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas mengatakan, kondisi Gunung Slamet tidak terlalu berbahaya. Meski demikian, ia tetap mengimbau agar para pendaki tidak melakukan aktivitas pendakian ke puncak Gunung Slamet.

Akan tetapi, jika merujuk data Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, sebanyak 75 orang (60% di antaranya terkena ISPA ringan) melakukan rawat jalan. Tidak ada korban meninggal dunia dan tidak ada sarana kesehatan yang rusak, sedangkan air bersih tetap tersedia dan tidak tercemar.

Sejauh ini, Gunung Slamet belum pernah mengalami letusan dahsyat sejak abad ke-19. Meski demikian, Ahli vulkanologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Ir. Agung Harijoko mengatakan, Gunung Slamet di Jawa Tengah berpotensi akan mengalami letusan cukup besar di masa mendatang.

Penulis: Aslamatur Rizqiyah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Berebut Suara Mantan: Swing Voter Pasca Penetapan Paslon di Pilkada Jakarta 2024

Banyak pendukung mantan Gubernur Jakarta Anies dan Ahok yang belum memilih calon di Pilkada Jakarta 2024 nanti, memungkinkan adanya dua putaran.

Daftar Profesi Paling Rawan Terlibat Pencucian Uang di Indonesia

Pemerintah/legislatif menjadi profesi yang paling rawan terlibat dalam kasus pencucian uang di Indonesia, skornya mencapai angka sempurna.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook